Menjaga
diri dari berbagai macam tamu Allah (cobaan) adalah salah satu mengapa Konsep
hidup sederhana itu penting dalam diri setiap orang, dan hal tersebut sudah
dijelaskan dan sederhana itu disarankan dalam ayat Al Qur'an yang mendorong
manusia agar bisa hidup sederhana. Yang artinya;
Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan
adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. ( Al Furqaan: 67)
Hidup sederhana memiliki konsep yang
berbeda-beda, konsep tersebut dilihat dari sundut pandang yang berbeda-beda
pula. Baik itu, dilihat dari konsep kebutuhan, konsep mensyukuri, konsep
kehidupan dan yang lainnya. namun apapun konsepnya, tentunya memiliki titik
yang sama dalam memandang akhir dari sebuah hidup sederhana, walau memiliki
konsep proses yang berliku-liku. Titik akhir tersebut adalah kebahagiaan dunia
dan akhirat, karena biasanya, hidup sederhana lebih identik dengan ‘hidup
mensyukuri’ dan ‘menggapai ridho Ilahi’. Bukan pada hidup apa adanya namun
menggerutu tentang keadilan Tuhan.
Dewasa ini, hidup sederhana bukanlah sebuah pandangan
lagi, dalam arti diinginkan atau dijadikan sebagai bentuk proses perjalanan
hidup sehari-hari namun lebih kepada pergeseran makna yang jauh lebih modern.
Karena hidup sederhananya orang dulu jauh berbeda dengan hidup sederhananya
orang sekarang. Dan saya rasa, anda sudah mampu membayangkannya sendiri
bagaimana bentuk perbedaannya. Karena, pertama:
Ciptaan Tuhan dengan kondisi alam yang alami dengan konsep pergeseran alam yang
alami menuju alam buatan; kedua: pergeseran
kebutuhan hidup; ketiga: pergeseran
pola hidup; dan, keempat: hidup bukan
merupakan tanggungjawab melainkan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan.
Pergeseran paradigma degan hadirnya dunia yang
serba canggih membuat banyak orang berpikir, Hidup sederhana dewasa ini berarti
“katrok” alias “gak gaul”, karena harus terbatas, gak boleh belanja berlebihan,
gak boleh senang-senang, gak boleh ini, dan gak boleh itu. Padahal menurut saya
pribadi, pemikiran seperti itulah yang membuat orang tidak mengenal hidup
sederhana secara universal. Hanya berpatokan pada titik kontra dari kehidupan
glamor saat ini.
Read More...
Tapak kaki ku
menginjak resah dilebatnya hujan…
Ku coba melangkah
namun gelisah…
Hari-hari tiada
satu pun indah…
Resah gelisah
tentang hidup lemah…
Ku Tanya awan
dikegelapan malam…
Mengapa kau halangi
sinar rembulan…?
Petir-petir
membentuk pantai…
Melumat baris
pelangi permai…
Citra ku tertutup
awan…
Ku Tanya lagit…,
membisu…
Tuhan…
Terangi jalan hidup
ku…
Dunia ini makin tua
tambah resah…
Di balik layar
megah
Teguhkan iman…,
kuatkan hati…
Dalam menunjukkan
jalan kebenaran…
Bagai Ibrahim memilih
memotong berhala daripada memotong kepala raja Namrud…
Aku hanya bisa
mengeja…
Namun tak mampu
memberi makna…
Sebab Cinta-Mu…
Mencakup semua
makna…
Kan ku tantang
hidup…
walau dalam kemelut…
By: Selamet Subroto.
Read More...
Parade lingkaran
karet berderet…
Kepulkan asap…
Menggumpal diwajah
aspal…
Menyempurnakan yang
semakin kumal tanpa sandal…
Membedak di wajah-wajah
yang semakin membadak…
***
Kami kaki-kaki
penopang bumi…
Agar langit tak
runtuh…
Maka kami berdiri
tak pernah bersimpuh…
Pada tuan penjajah
omongan dan peraturan keruh…
***
Kami bukan anak
jalanan…
Meski dipunggung
recehan kami bertebaran…
Kami adalah
anak-anak alam…
Yang mematuhi
hukum-hukum Tuhan…
Peraturan yang
hanya ada dijalanan…
Bukan ditempat-tempat
peribadatan…
Yang penuh uang
haram dan sogokan…
***
Kami elang bermata
tajam…
Yang lebih tegak
tentang halal pengharaman…
Tentang adil dan mengadili…
Kami adalah
anak-anak alam yang masih ber-Tuhan…
By; Selamet Subroto.
Read More...
sumber gam
Ku eja ayat ganjil
terpahat di punggung batu…
Yang merajah enam
gunung abadi…
Ku tadahi tujuh langit
yang retak di sudut mataku yang hujan…
Hanya saja ayat itu
tetap deras mengalir disujud ku…
Srigala hitam
berlarian disetiap helai bulu mata…
Melantunkan kidung-kidung
sihir dengan lolong panjang…
Mengintai tumbal
persembahan di hari penghitungan…
Di pagi ini…, entah
jiwa siapa yang mati…?
Yang lena, maka dia
yang tidur…
Yang tidur dia-lah
yang mati…
Dengan nama-Mu yang
ku hitung disetiap ruas jari-jemari…
Tunjukkan kami ke
jalan lurus-Mu…
By; Selamet Subroto.
Read More...
Hidup sederhana adalah
hidup apa adanya, mensyukuri dengan segala keikhlasan hati setiap tamu Allah
SWT yang hadir dalam kehidupan, namun konsep sederhana dan aplikasinya terhadap
kenyataan bak langit dan bumi yang tidak pernah menyatu dalam mengikuti alur
waktu yang sudah ditentukan-Nya. Karena kehadiran tamu Allah (cobaan) jauh
lebih besar dibandingkan kekuatan fisik dalam menjalani. Apa iya, ada atau
tidak adanya rezeki yang diberikan oleh Allah kita harus selalu bersyukur? Jawaban
saya “tidak”, hal ini dikarenakan kebutuhan hidup harus terjamin agar mampu
menjalankan perintah dan larangan-Nya. Konsep hidup sederhana tidak sesederhana
apa yang diwacanakan seseorang maupaun diri kita, namun lebih kepada proses
hidup yang kita lalui untuk menjamin kebutuhan hidup maupun menjamin diri saat
kita kembali pada-Nya.
Konsep sederhana tidak
hanya bernilai materi akan tetapi juga dilihat dari bagaimana kita memandang
hidup ini dalam mendapatkan materi, konsep sederhana tidak hanya mensyukuri ada
atau tidak adanya rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Namun juga mensyukuri
proses ada atau tidak adanya rezeki yang didapatkan. Karena percuma mensyukuri
hal tersebut jika hati masih menangis dengan penderitaan yang dihadapi, jika
fikiran masih menggerutu kehidupan yang dirasa tidak adil, jika ucapan syukur lebih
baik dari aplikasi ucapan syukur. Dengan demikian kita harus memahami secara
universal bagaimana hakekat konsep hidup sederhana tersebut.
Karena mengingat hidup
merupakan pilihan, maka konsep hidup sederhana tidak bergantung dari apa yang
kita dapatkan dan kita pelajari, namun bergantung dari pilihan kita bagaimana
kita memandang konsep hidup sederhana. Hidup dengan kemewahan namun mampu hidup
sederhana lebih baik dari hidup tidak punya apa-apa namun selalu protes kepada
Tuhan dengan ketidakadilan hidup yang didapatkan. Segala sesuatu akan mempunyai
nilai pahala jika diniatkan semata-mata untuk beribadah di jalan Allah SWT. Sehingga
kunci utamanya adalah bagaiman membersihkan hati dan fikiran dari segala
prasangka buruk terhadap proses kehidupan, kehidupan itu sendiri, dan kehidupan
kita sebagai mahluk sosial.
jadi..., bagaimana konsep hidup sederhana anda?
Read More...